Senin, 25 Desember 2017

Melayanilah sebagai PEMIMPIN agar Bahagia

PEMIMPIN ATAU MANAJER YANG MELAYANI

(BAHAGIA-kanlah orang lain maka KITA akan BAHAGIA)

 

Servant leadership adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani, yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani. Esensi dari model kepemimpinan ini adalah melayani yang dipimpin, baik karyawan, konstituen, pelanggan, atau masyarakat luas.

Teman-teman yang budiman,

Salah satu prinsip untuk menjadi 'The Great Leader' adalah Kemampuan Melayani. Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa peran utama seorang pemimpin adalah melayani orang lain.

Perlu diketahui, Allah Yang Maha Kuasa membekali manusia dengan zat kimiawi dalam tubuhnya, yang dikenal dengan singkatan EDSO, yaitu Endorphin, Dopamine, Serotonin, dan Oxytocin. Karena saat ini kita sedang membahas Servant Leadership, maka kita akan khusus membahas zat Serotonin yang terkadang disebut The Leadership Chemicals.

ZAT SEROTONIN

Serotonin adalah zat dalam tubuh yang menimbulkan rasa bangga. Rasa ini kita dapatkan ketika merasa bahwa orang lain menerima dan menghormati kita. Penerimaan dan penghormatan itu membuat kita merasa kuat dan percaya diri. Sebagai makhluk sosial, kita menginginkan dan membutuhkan penghargaan. Kita semua merasa berharga, senang dan bahagia jika usaha kita selama ini diakui, diapresiasi dan atau dipuji.

Perasaan yang ditimbulkan oleh zat serotonin tidak bisa kita dapatkan tanpa ada orang lain. Jika bisa mendapatkan rasa "Bahagia" tanpa ada orang lain, kita tidak akan memerlukan wisuda atau upacara penghargaan, tidak perlu menyatakan like / suka, love / super di akun Facebook, juga tidak perlu tahu jumlah viewer di Youtube atau Follower kita di Twitter. Mostly, kita semua ingin dihargai, diterima, disukai, didukung oleh orang lain. Oleh karena itu, semakin banyak yang kita beri untuk memajukan orang lain atau anggota tim kita, maka semakin tinggi manfaat diri kita bagi mereka, semakin tinggi pula penghormatan / penghargaan mereka kepada kita. Di sisi lain, semakin besar penghormatan / penghargaan yang kita terima, semakin bertambah tinggi kepercayaan diri kita. Dengan demikian, sebuah lingkaran saling memberi yang sangat positif, yang berlaku dan terjadi antara Pemimpin dan yang dipimpin.

Baik kita sebagai seorang Owner, CEO, Direktur, Manajer, Pelatih, Pemimpin Organisasi, Pemimpin Partai maupun sebagai Orang Tua, maka zat Serotonin bekerja untuk mendorong kita semakin giat melayani orang-orang yang kita pimpin, agar kita menjadi Bahagia. Dan jika kita karyawan, anggota, masyarakat biasa atau seseorang yang ditolong, zat Serotonin akan bekerja untuk kita dengan cara yang sama. Kita didorong untuk bekerja keras sehingga orang-orang yang menolong kita akan merasa bangga & bahagia melihat kita.

Kesimpulannya adalah pemimpin yang bekerja paling keras untuk membantu anggota tim nya sukses, pasti baik dimata anak buahnya. Mereka dilihat sebagai sosok yang murah hati, hebat, dan bersedia mengorbankan waktu dan energinya agar orang lain mendapatkan keuntungan. Inilah Selfless Leadership atau Servant Leadership yang merupakan prasyarat untuk kepemimpinan sejati, The Great Leader.


KARAKTER PEMIMPIN YANG MELAYANI

Larry C Spears menyebutkan ada 10 karakter kepemimpinan Servant Leadership dalam tulisannya di Journal of Virtues & Leadership. Berikut adalah penjabaran dari 10 karakter kepemimpinan Servant Leadership:

  • Listening
Salah satu keahlian seorang pemimpin secara umum adalah kemampuannya di dalam melakukan komunikasi dan pengambilan keputusan. Tapi untuk seorang servant leader harus ditambah dengan kemampuan untuk mendengarkan. Seorang manajer harus mampu mendengarkan secara aktif dari semua stakeholder organisasi atau team.

  • Empathy
Empati berarti mendengarkan dan peduli atas keluhan dan masalah yang dihadapi oleh tim. Mampu memahami keterbatasan yang dihadapi oleh tim konseptor dan tim teknis lainnya dan kemudian bersama-sama mencari solusi yang win-win. Dengan keahlian sikap empati ini diharapkan balasannya adalah support yang penuh dari tim yang terlibat dalam organisasi.

  • Healing
Healing berarti dapat menyembuhkan luka batin, traumatik dari kegagalan kerja tim sebelumnya, atau dapat memberikan semangat kembali, terutama untuk diri sendiri kemudian untuk anggota tim  lainnya. Dengan kemampuan healing ini, seorang pemimpin dapat memberikan energi yang positif bagi tim-nya agar tetap semangat dan fokus menjalankan pekerjaan-pekerjaan tim.

  • Awareness
Sikap kepedulian, memperhatikan kondisi lingkungan akan memperkuat sikap kepemimpinan model servant leadership. Dengan pemahaman mengenai awareness kemudian akan memberikan pemahaman terkait issue-issue yang muncul seperti issue etika, kekuasaan dan nilai-nilai yang dianut.

  • Persuasion
Karakter berikut-nya dari servant leadership adalah persuasi. Di dalam setiap proses pengambilan keputusan, lebih baik dengan cara persuasi ketimbang dengan pendekatan kekuasaan atau dengan otoritas-nya. Dengan pendekatan persuasi akan memberi rasa nyaman bagi orang-orang yang terlibat di dalam Tim.

  • Conceptualization
Seorang servant leader memiliki pola pikir konsepsual didalam perannya sebagai seorang manajer atau pemimpin. Pendekatan yang dilakukan didalam menghadapi suatu masalah dilakukan dengan cara-cara diluar kebiasaan operasional sehari-hari. Dengan konsep yang kuat, seorang servant leader mempunyai misi dan visi yang jelas jauh ke depan. Dengan demikian pola berpikir-nya tidak separuh-separuh tetapi integrated dan keseluruhan.

  • Foresight
Karakter ini berkaitan dengan karakter sebelumnya, yaitu memiliki pola berpikir yang konsepsual. Dengan demikian kemudian seorang servant leader bisa berpikir kedepan. Keahlian ini di dapat biasa-nya karena pengalaman. Seorang servant leader mampu memahami kejadian sebelumnya, kenyataan yang terjadi hari ini dan kemungkinan proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

  • Stewardship
Stewardship artinya adalah penata layanan. Pengertian dari karakter ini adalah seorang servant leader memegang teguh amanah yang diberikan sesuai dengan peran dan tanggung jawab-nya. Seseorang yang diberikan mandat sebagai Pemimpin / Manajer harus mampu menjaga dan menjalankan amanah yang diberikan pada-nya. Amanah yang paling utama adalah menjalankan dan memimpin  sampai berhasil diimplementasikan dan  dapat memberikan value kepada organisasi / perusahaan / tim dan semua stakeholders yang terlibat.

  • Commitment to the Growth of People
Salah satu karakter dari seorang servant leader adalah komitmen untuk membangun dan pengembangan sumber daya manusia. Seorang manajer atau pemimpin yang baik harus dapat membangun tim dan orang-orang di dalamnya menjadi orang-orang yang kemudian menjadi lebih ahli di bidang-nya masing-masing dan memiliki tambahan skill & knowledge setelah selesai menjalankan tugas.

  • Building community
Selain mampu membangun orang-orang yang terlibat dengannya, seorang servant leader juga mampu membangun komunitas yang berada di sekelilingnya. Didalam menjalankan suatu agenda / proyek / tugas, seorang manajer / pemimpin harus mampu membangun tim-nya dengan pihak lain yang terlibat didalamnya menjadi sebuah komunitas yang sinergi, saling membahu untuk berhasil mengimplementasikan agenda tersebut. Dengan demikian diharapkan ada kerjasama yang baik sehingga setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik pula.


Pemimpin Sejati adalah orang-orang yang maju lebih dulu ke tempat yang tak dikenal. Mereka bergegas menuju bahaya. Mereka mengesampingkan kepentingannya sendiri untuk melindungi dan membawa kita ke masa depan yang lebih baik. (Simon Sinek)

Melayani itu SIAP BERKORBAN dengan segala dimensinya. Dan pemimpin yang biasa berkorban untuk timnya, akan dicintai dan mendapatkan KEBAHAGIAAN dalam hidupnya. (Tomy Agus)



Salam Cinta, Sukses, Sehat, Bahagia & Berkah.
  

2 komentar:

  1. Sangat inspiratif sekali pak tommy.. Suatu pencerahan buat saya pribadi untuk jadi yang lebih baik lagi.. Suwun..

    BalasHapus